[Praktikum Beton Pekan ke-1] Kelompok 7 - Penentuan Parameter Material Beton - Samuel Andromeda Samudra

ini saya
ini saya dan kelompok saya

Praktikum No. 2

Pemeriksaan Berat Volume Agregat


Referensi:
  • ASTM C29 - Bulk Density (Unit Weight) and Voids in Aggregate
  • SNI 03-4804-1998 - Metode Pengujian Berat Isi dan Rongga Udara dalam Agregat
Tujuan: Menghitung berat volume agregat halus dan kasar.
Penjelasan Umum:
Berat volume agregat digunakan untuk menentukan proporsi agregat yang digunakan dalam campuran. Berat volume agregat dapat diartikan adalah perbandingan antara berat material kering dengan volumenya.
Alat:
  • Timbangan
  • Talam
  • Tongkat pemadat
  • Mistar perata
  • Sekop
  • Wadah baja berbentuk silinder
  • Oven
Benda Uji: Agregat halus dan kasar
Prosedur:
  1. Timbang dan catatlah berat wadah.
  2. Masukkan agregat halus dengan hati-hati agar tidak terjadi pemisahan dengan menggunakan sendok atau sekop sampai penuh.
  3. Ratakan permukaan agregat halus dengan menggunakan mistar perata.
  4. Timbang dan catatlah berat wadah beserta agregat halus.
  5. Hitunglah berat benda uji (selisih berat wadah+agregat dengan berat wadah)
  6. Ulangi langkah 2-5 dengan agregat kasar.
  7. Ulangi langkah 2-6 dengan pemadatan setiap pengisian 1/3 bagian wadah.
Data dan Analisis:
Tabel 1 Hasil Pemeriksaan Berat Volume Agregat
Dari data hasil percobaan 3 kelompok tersebut, didapatkan berat volume agregat kasar pada kondisi gembur adalah 1,583 Kg/L, dan pada kondisi padat adalah 1,740 Kg/L. Untuk agregat halus, dari hasil percobaan didapatkan berat volume agregat halus pada kondisi gembur adalah 1,4611 Kg/L, dan pada kondisi padat adalah 1,569 Kg/L. Hasil percobaan ini didapat dari percobaan 3 kelompok.

Dari data hasil percobaan tersebut didapatkan bahwa berat volume padat lebih berat daripada berat volume gembur. Hal ini berlaku baik pada agregat kasar maupun agregat halus. Ini membuktikan bahwa pelakuan pemadatan mempengaruhi berat volume agregat. Saat tidak dipadatkan, agregat mengandung lebih banyak rongga yang berisi udara dibandingkan yang dipadatkan.
Dokumentasi:

 


  

Praktikum No. 3

Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar


Referensi:
  • ASTM C136 - Sieve Analysis of Fine and Coarse Aggregates
  • SNI 03-1968-1990 - Metode Pengujian Analisis Saringan Agregat Halus dan Kasar
Tujuan: Menentukan distribusi ukuran partikel dari agregat halus dan kasar dengan uji saringan.
Penjelasan Umum:
Data distribusi agregat digunakan dalam perencanaan adukan beton. Pelaksanaan penentuan gradasi ini dilakukan pada agregat halus dan kasar.
Alat:
  • Timbangan
  • Satu set saringan
  • Oven
  • Talam
Benda Uji: Agregat halus dan kasar
Prosedur:
  1. Keringkan sampel agregat dengan oven.
  2. Timbang berat sampel agregat yang akan digunakan.
  3. Persiapkan saringan (lubang saringan terbesar diletakkan paling atas).
  4. Letakkan sampel agregat di atas saringan, lalu guncangkan.
  5. Hitung berat agregat pada masing-masing nomor saringan.
  6. Ulangi dengan agregat yang berbeda (ganti ke agregat halus/kasar).
Data dan Analisis:
Tabel 2 Hasil Analisis Saringan Agregat Halus

Tabel 3 Hasil Analisis Saringan Agregat Kasar
Agregat halus yang baik memiliki modulus kehalusan antara 1,5-3,8. Hasil percobaan menunjukkan agregat halus memiliki modulus kehalusan sebesar 4,677. Agregat kasar yang baik memiliki modulus kehalusan antara 6,5-7,5. Hasil percobaan menghasilkan data modulus kehalusan untuk bahan agregat kasar adalah 3,125. Kesimpulannya, bahan bahan yang dipakai saat praktikum ini kurang baik untuk digunakan dalam pembuatan beton.
Dokumentasi:




  


Praktikum No. 4

Pemeriksaan Kadar Organik dalam Agregat Halus


Tujuan: Menentukan kadar organik yang terkandung dalam agregat halus.
Penjelasan Umum:
Menentukan kadar organik dalam agregat halus yaitu dengan percobaan Abrams-Harder dengan larutan NaOH (3%). Kadar organik di dalam agregat halus harus memenuhi syarat kekuatan tekan beton pada umur 28 hari yang dihasilkan dengan agregat halus tersebut tidak kurang dari 95% kekuatan beton yang sama, dengan agregat standar dan umur yang sama.
Alat:
  • Botol gelas tembus pandang dan penutupnya
  • Organic plate
  • Larutan NaOH (3%)
Benda Uji: Agregat halus
Prosedur:
  1. Masukkan agregat halus ke dalam botol tembus pandang hingga 1/3 isinya.
  2. Tambahkan larutan NaOH 3%.
  3. Tutup botol tersebut, lalu kocok hingga lumpur yang menempel pada agregat nampak terpisah.
  4. Biarkan selama 24 jam hingga lumpur mengendap.
  5. Bandingkan warna cairan dengan standar warna No. 3 pada organic plate.
Data dan Analisis:
Setelah dibiarkan selama 24 jam, air di dalam tabung berubah warna menjadi jingga. Jika dibandingkan dengan standar warna pada organic plate, warnanya mirip dengan standar warna no. 3. Warna air yang mirip dengan no.3 pada standar warna menyatakan bahwa agregat halus ini layak digunakan untuk mix concrete design karena batas wajar yang diperbolehkan adalah warna No. 3 pada organic plate.
Dokumentasi:

 

Praktikum No. 5

Pemeriksaan Kadar Lumpur dalam Agregat Halus


Tujuan: Menentukan persentase kadar lumpur dalam agregat halus.
Penjelasan Umum:
Ketentuan kandungan lumpur dalam agregat halus yang untuk pembuatan beton yaitu kurang dari 5%. 
Alat:
  • Alat pengaduk
  • Gelas Ukur
  • Air
Benda Uji: Agregat halus
Prosedur:
  1. Masukkan agregat halus dan air ke dalam gelas ukur, kemudian kocok.
  2. Biarkan gelas ukur di tempat yang datar selama 24 jam.
  3. Ukur tinggi pasir dan lumpur.
Data dan Analisis:
Volume lumpur = 5 ml
Volume pasir = 50 ml
Kadar lumpur = 5 / (50+5) = 9,09 %
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kadar lumpur dari agregat halus tersebut sebesar 9,09%. Sedangkan, persentase kadar lumpur maksimum yang diterima adalah 5%. Maka, bahan agregat halus ini kurang baik untuk digunakan dalam mix design. 
Dokumentasi:


 

Praktikum No. 6

Pemeriksaan Kadar Air Agregat


Referensi: SNI 03-1971-1990 - Metode Pengujian Kadar Air Agregat
Tujuan: Menentukan kadar air dalam agregat.
Penjelasan Umum:
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara pengeringan. Kadar air agregat adalah perbandingan antara selisih berat agregat semula dengan kondisi kering terhadap berat semula yang dinyatakan dalam persen. Nilai kadar air digunakan untuk koreksi takaran air untuk adukan beton yang disesuaikan dengan kondisi agregat di lapangan.
Alat:
  • Timbangan
  • Oven
  • Talam
Benda Uji: Agregat halus dan kasar
Prosedur:
  1. Timbang berat talam.
  2. Masukkan agregat halus ke dalam talam, kemudian timbang berat talam+agregat halus.
  3. Hitung berat benda uji (berat talam+agregat dikurangi berat talam).
  4. Keringkan agregat halus bersama talam di dalam oven selama 24 jam.
  5. Timbang kembali agregat kering bersama talam.
  6. Hitung berat agregat kering (berat talam+agregat kering dikurangi berat talam).
  7. Ulangi langkah 1-6 dengan agregat kasar.
Data dan Analisis:
Tabel 4 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat
Kadar air pada agregat kasar sebesar 6,569% dan pada agregat halus 11,487%. Hal ini dikarenakan agregat halus sebelumnya ditempatkan di tempat yang lembab sedangkan agregat kasar ditempatkan di tempat yang kering.
Dokumentasi:






Praktikum No. 7

Berat Jenis dan Penyerapan Agregat


Referensi:
  • Agregat Halus:
    • ASTM C128 - Specific Gravity and Absorption of Fine Aggregate
    • SNI 03-1970-1990 - Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
  •  Agregat Kasar:
    • ASTM C127 - Specific Gravity and Absorption of Coarse Aggregate 
    • SNI 03-1969-1990 - Metode Pengujian Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar
Tujuan: Menentukan specific gravity, bulk specific gravity, bulk specific gravity SSD, apparent specific gravity, dan penyerapan agregat halus dan kasar.

Penjelasan Umum:
Nilai bulk specific gravity adalah karakteristik umum yang digunakan untuk menghitung volume yang ditempatkan oleh agregat dalam berbagai campuran, termasuk semen, beton, aspal, dan campuran lainnya yang proporsional.
Alat:
  • Timbangan
  • Piknometer
  • Oven
  • Cetakan kerucut
  • Tongkat pemadat
  • Keranjang besi
  • Alat penggantung keranjang
  • Kain
Benda Uji: Agregat halus dan kasar
Prosedur:
  • Agregat Halus:
  1. Agregat halus yang jenuh air dikeringkan sampai diperoleh kondisi kering dengan indikasi contoh tercurah dengan baik. 
  2. Sebagian dari contoh dimasukkan dalam cetakan kerucut pasir. Contoh dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan jumlah tumbukan 25 kali. Kondisi SSD diperoleh jika cetakan diangkat, ada sedikit butir-butir pasir longsor. 
  3. Contoh agregat halus sebesar 500 gram dimasukkan ke piknometer. Kemudian piknometer diisi dengan air sampai 90% penuh. Goyangkan piknometer hingga tidak ada lagi gelembung udara. Rendam poknometer dengan suhu air dan diamkan selama 24 jam, lalu timbang piknometer beserta contoh dan air. 
  4. Pisahkan benda uji dari piknometer dan keringkan selama 24 jam. 
  5. Timbang piknometer yang berisi air.
  • Agregat Kasar:
  1. Benda uji direndam selama 24 jam 
  2. Benda uji dikeringkan permukaannya dengan handuk (kondisi SSD). 
  3. Timbang contoh kondisi SSD. 
  4. Contoh benda uji dimasukkan dalam keranjang kemudian direndam dalam air sambil ditimbang. Setelah keranjang digoyangkan untuk melepaskan udara yang terperangkap, hitung berat dalam kondisi jenuh. 
  5. Keringkan contoh selama 24 jam, kemudian ditimbang.
 Data dan Analisis:
Tabel 5 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Halus
 
Tabel 6 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis dan Penyerapan Agregat Kasar

Hasil percobaan untuk agregat halus menunjukkan nilai Apparent specific gravity sebesar 2,83%, Bulk Specific Gravity (kering) 2,086%, Bulk Specific Gravity (SSD) 2,344 %, Persentase Absorpsi Air 12,476 %. Data-data tersebut digunakan untuk koreksi saat penentuan koreksi dalam mix design.
Dari hasil percobaan didapatkan nilai apparent specific gravity, bulk specific gravity kering, bulk specific gravity pada saat SSD, dan presentase absorpsi air dari agregat kasar yaitu 2,871%, 2,619%, 2,706%, 3,33%. Data hasil percobaan tersebut akan digunakan untuk menghitung koreksi berat agregat kasar dan air pada mix design.
Dokumentasi:








 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[Praktikum Beton Pekan ke-3] Kelompok 7 - Pembuatan, Perawatan, dan Capping Beton - Samuel Andromeda Samudra

Pengujian Impact

Peleburan Baja dalam Electric Arc Furnace