Review Bangunan di Bandung : BTC Fashion Mall
Dalam kesempatan kali ini saya akan mencoba mereview satu bangunan yang ada di Bandung. Bangunan yang saya pilih adalah BTC Fashion Mall yang terletak di Jalan Dr. Djundjunan, Bandung, 500 meter dari exit tol Pasteur.
BTC Fashion Mall sendiri didirikan pada tahun 2003. Di kompleks BTC Fashion Mall sendiri, selain terdapat pusat perbelanjaan, juga terdapat satu hotel yaitu BTC Hotel.
Melalui kesempatan kali ini saya ingin memperkirakan bahan-bahan yang digunakan untuk bangunan tersebut. Perkiraan saya adalah kurang lebih:
Cara pembuatan Besi. Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja. Peleburan besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.
ini saya di depan BTC Fashion Mall |
Melalui kesempatan kali ini saya ingin memperkirakan bahan-bahan yang digunakan untuk bangunan tersebut. Perkiraan saya adalah kurang lebih:
- Beton 70%
- Besi Tulangan 15%
- Besi/logam non-struktural 7.5%
- Kaca, dll. 7.5%
Cara pembuatan Besi. Ada 2 tahap untuk pembuatan jenis- jenis besi, yaitu peleburan yang bertujuan untuk mereduksi biji besi sehingga menjadi besi dan peleburan ulang yang berguna dalam pembuatan jenis - jenis baja. Peleburan besi dilakukan dalam suatu tanur tiup (blast furnance). Tanur tiup adalah suatu bangunan yang tingginya sekitar 30 meter dan punya diameter sekitar 8 meter yang terbuat dari baja tahan karat yang dilapisi dengan bata tahan panas. Zat reduksi yang digunakan adalah karbon dengan prinsip reaksi: 2FeO3 + 3C 4Fe + 3CO2.
Bahan yang dimasukkan dalam tanur ada 3 macam jenis material besi :
- Bijih besi
- Karbon (kokas )sebagai zat pereduksi
- Batu kapur (CaCo3) untuk mengikat kotoran pasir ( fluks )
Suhu dalam reaksi tersebut sangat tinggi sehingga besi mencair dan
disebut besi gubal (pig iron) .Besi cair pada umumnya langsung diproses
untuk membuat baja. Tetapi, juga dialirkan ke dalam cetakan untuk
membuat besi tuang (cast iron) yang mengandung 3-4 % karbon dan sedikit
pengotor lain seperti Mn, Si, P. Besi yang mengandung karbon sangat
rendah (0,005-0,2%) disebut besi tempa (wrought iron).
Batu kapur berfungsi sebagai fluks, yaitu untuk mengikat pengotor yang
bersifat asam, seperti SiO2 membentuk terak. Reaksi pembentukan terak
adalah sebagai berikut.Mula mula batu kapur terurai membentuk kalsium
oksida (CaO) dan karbondioksida(CO2). CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g) Kalsium
oksida kemudian bereaksi dengan pasir membentuk kalsium silikat,
komponen utama dalam terak. CaO(s) + Si O2(s) CaSiO3(l) Terak ini
mengapung di atas massa jenis besi cair dan harus dikeluarkan dalam selang waktu tertentu.
Cara merakit besi tulangan:
Cara merakit besi tulangan:
- Pertama, silahkan beli besi tulangan sesuai kebutuhkan dan kawat untuk mengikat besi tulangan.
- Kedua, beli pula peralatan untuk proses merakit besi tulangan.
- Ketiga. Buat cetakan untuk membuat besi cincin atau sengkang.
- Keempat. Rakit atau satukan besi cincin atau sengkang dengan besi tulangan sesuai dengan ukuran.
- Pada tahap perencanaan kita buat gambar desain bangunan untuk menggambarkan bentuk konstruksinya dan menentukan letak kolom struktur.
- Selanjutnya melakukan perhitungan struktur bangunan untuk mendapatkan dimensi kolom dan bahan bangunan yang kuat untuk digunakan namun tetap ekonomis.
- Melakukan pekerjaan pengukuran untuk menentukan posisi kolom bangunan, ini harus pas sesuai dengan gambar rencana. apalagi pada gedung bertingkat tinggi yang angka toleransi kesalahan hanya beriksar 1 cm, jika salah dalam mengukur maka ada resiko keruntuhan gedung.
- Menghitung kebutuhan besi tulangan dan bentuk potongan besi yang perlu dipersiapkan. ini sering disebut sebagai bestek besi.
- Merangkai potongan besi sesuai dengan bentuk kolom yang telah direncanakan.
- Memasang rangkaian besi tulangan pada lokasi kolom yang akan dibuat.
- Membuat bekisting / cetakan. bisa terbuat dari kayu, plat alumunium atau media lain yang mampu menahan saat proses pekerjaan pengecoran beton.
- Memasang bekisting sehingga membungkus besi tulangan.
- Melakukan pengecekan posisi bekisting apakah sudah sesuai dengan ukuran rencana, dan apakah sudah benar-benar tegak.
- Menghitung kebutuhan beton yang dibutuhkan.
- Membuat adukan beton atau memesan beton precast dengan kualitas sesuai hasil perhitungan semula. misalnya mau menggunakan mutu beton K-250, K-300, K-400 dan seterusnya.
- Melakukan pekerjaan pengecoran kolom, penentuan tinggi cor bisa dilakukan dengan berpedoman pada ukuran bekisting atau mengukur sisa cor dari ujung atas bekisting.
Sumber:
Komentar
Posting Komentar