Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang (Sumber: febriaawan.blogspot.com) |
Apakah definisi dan pengertian dari struktur beton bertulang? Menurut SNI 03-2847-2002 pasal 3.13 mendefinisikan beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan dengan atau tanpa prategang, dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua bahan tersebut bekerja sama dalam memikul gaya-gaya. Beton bertulang terbuat dari gabungan antara beton dan tulangan baja. Oleh karena itu, beton bertulang memiliki sifat yang sama seperti bahan-bahan penyusunnya yaitu sangat kuat terhadap beban tekan dan beban tarik.
Sistem struktur bangunan
yang dibuat dengan beton bertulang dirancang dari prinsip dasar desain
dan penelitian elemen beton bertulang yang menerima gaya-gaya dalam
seperti gaya geser, gaya aksial, momen lentur, dan momen puntir. Di
dalam struktur ini, memiliki kekuatan tekan yang besar namun lemah
terhadap tegangan tarik. Karena itulah baja tulangan ditanam di dalam
beton untuk menahan tegangan tarik. Hal-hal yang mempengaruhi kualitas
beton bertulang antara lain lekatan antara beton dan baja yang mencegah
slip tulangan, derajat kedap beton yang melindungi tulangan baja dari
korosi, dan tingkat pemuaian antara baja dan beton yang dapat
menghilangkan beda tegangan antara keduanya.
Bersumber dari SNI 03-2847-2002 pasal 3.12, beton
merupakan campuran antara semen portland/semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan
yang membentuk masa padat. Yang dimaksud agregat adalah material
bangunan yang berjenis granular, di mana contoh agregat halus misalnya
pasir dan contoh agregat kasar yaitu kerikil. Beton mempunyai
karakteristik yang mendasar yakni kuat terhadap beban tekan namun lemah
terhadap beban tarik.
Beton bisa diklasifikasikan menjadi 3 macam menurut
volumenya. Di antaranya yaitu beton biasa, beton ringan, dan beton
penyekat panas. Kualitas suatu beton bisa dikatakan bagus apabila
sanggup memenuhi perencanaan kekuatan, campurannya memiliki mibilitas
tertentu, serta campurannya juga tidak boleh mengalami segregasi atau
pemisahan selama proses pengecoran dilakukan. Sedangkan faktor-faktor
yang menentukan mutu beton meliputi aktivitas semen, perbandingan air
dan semen, kualitas agregat, serta kondisi pengerasan beton.
Definisi dan Pengertian Baja
Baja adalah logam yang terbentuk dari campuran besi
dan karbon. Dalam struktur beton bertulang, baja digunakan sebagai
tulangan yang ditanam di dalam beton. Tulangan baja diklaim sangat kuat
terhadap beban tarik dan beban tekan. Namun karena harga tulangan baja
terbilang mahal, maka hindari memanfaatkan tulangan baja untuk menopang
beban tekan suatu bangunan. Adapun standar pada struktur baja di Indonesia dijelaskan dalam SNI 03-1729-2002.
Tulangan baja yang digunakan dalam pembuatan beton
bertulang bisa berupa besi polos maupun besi ulir. Simbol untuk
menyatakan diameter polos adalah Ф dan pada besi ulir dituliskan dengan
D. Di bawah ini contoh-contoh penulisan keterangan dan ukuran suatu
baja.
- 4Ф15 dibaca 4 batang besi polos dengan diameter 15 mm
- Ф12-300 dibaca batang besi polos diameter 12 mm berjarak 300 mm
- 7D15 dibaca 7 batang besi berulir dengan diameter 15 mm
- D16-200 dibaca batang besi berulir diameter 16 berjarak 200 mm
Struktur beton bertulang terdiri dari balok beton, kolom beton, dan pelat beton. Balok beton
berfungsi untuk menopang tegangan tarik dan tegangan tekan yang
disebabkan oleh adanya beban lentur yang terjadi pada balok tersebut. Di
samping itu, pembuatan balok beton juga wajib memperhatikan kapasitas
geser, defleksi, retak, dan panjang penyaluran. Dalam menahan tegangan
tarik, balok beton disokong oleh tulangan baja yang dipasang di
daerah-daerah di mana tegangan tersebut bekerja.
Bagian beton bertulang yang kedua adalah kolom beton,
yang berperan untuk menopang struktur atap, mengikat dinding, dan
meneruskan beban ke sloof. Kolom bisa didirikan dalam bentuk persegi
atau lingkaran. Pemasangan tulangan baja pada kolom dapat dilakukan
secara simetris maupun melingkari sisi-sisinya. Penulangan juga bisa
disambung secara praktis di atas permukaan tanah dan di tengah kolom.
Terakhir yaitu pelat beton, di mana ini merupakan
bagian beton bertulang yang dibangun secara horisontal sehingga beban
yang bekerja pada pelat beton tersebut menjadi tegak lurus. Tingkat
ketebalan pelat beton jauh lebih tipis dibandingkan dengan ukuran
bentang panjang/lebar bidangnya. Sifatnya yang sangat kaku memungkinkan
pelat beton bisa dimanfaatkan sebagai unsur diafragma alias bagian
pengaku horisontal yang menahan ketegaran balok portal. Adapun beban
yang bekerja pada bagian ini biasanya dihitung terhadap beban gravitasi
yang mengakibatkan timbulnya momen lentur.
Komentar
Posting Komentar